Kamis, 10 Februari 2011

LKO HMT 2011

Senja, 6 Febuari 2010. Saat itu merupakan detik-detik terakhir LKO HMT 2011 di Kareumbi. Terlihat kepuasan di wajah semua peserta yang bercampur aduk dengan kegembiraan dan kelelahan. Tak ada yang dapat menyangkal bahwa LKO kali ini sungguh berkesan, dimana alam menjadi gurunya.

Pelatihan kali ini mengajarkan banyak hal yang berguna sebagai pembekalan seorang calon pemimpin. Kemandirian, kepercayaan, komitmen, dan kemampuan manajemen merupakan “oleh-oleh” yang didapatkan peserta dari kegiatan ini. Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk saling mempererat hubungan antar anggota. Ya, disini semua orang mengerahkan semua tekadnya untuk melebur dengan anggota HMT yang lain.

Perjalanan
2 hari perjalanan yang panjang ini dimulai pada hari sabtu, 5 Febuari 2011 hingga minggu besoknya. Tetapi sebenarnya untuk mempersiapakan 2 hari ini, peserta telah melakukan pengondisian sejak 4 hari sebelumnya. Konsep amazing race yang dipersiapkan tim NTOTC WANADRI membuat peserta harus menentukan sendiri cara keberangkatan dari ITB ke Taman Buru Masigit Kareumbi. Sekitar 120 peserta dari 3 angkatan membentuk 1 kelompok besar dan kemudian dibagi lagi menjadi 3 kelompok sedang. Tiap kelompok sedang terdiri dari 5 kelompok kecil, artinya terdapat 15 kelompok kecil dalam acara ini.
Pada hari sabtu, peserta berangkat dari kampus menuju stasiun untuk menggunakan kereta menuju Cicalengka. Dari stasiun, barulah perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil bak terbuka yang dicarter. Perjalanan ke lokasi sungguhlah istimewa, landscape yang berbukit ditambah hawa yang sejuk dari pepohonan, menutup rasa pegal karena duduk tidak nyaman di mobil.

Pelatihan
Di lokasi, peserta kemudian dipisahkan sesuai dengan kelompok kecil, dimana masing-masing kelompok tersebut akan membuat bivak sebagai tempat bermalam. Peserta dilatih untuk mandiri dan memilih prioritas dalam proses pembuatan bivak ini. Ada hal yang unik dalam pelatihan kali ini. Disini, mata uang rupiah tidak berlaku, yang berlaku ialah mata uang masigit. Uang-uang masigit ini berguna untuk membeli peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan untuk bertahan hidup. Jumlah uang yang diberikan pun terbatas, sehingga tiap-tiap kelompok harus memanajemen keuangannya sebaik mungkin. Hari pertama lebih banyak dihabiskan untuk membuat bivak. Selain membuat tempat perlindungan, peserta juga membuat perapian dan makanan sendiri, hal ini menjadi pengalaman tesendiri bagi peserta yang pertama kali bermalam ditengah hutan.
Pada hari kedua, peserta melaksanakan olahraga pagi sebelum melakukan aktivitas lainnya. Selesai olahraga dan sarapan, peserta kemudian diberikan sebuah tugas besar, yaitu membuat jembatan. Untuk membuat jembatan, peserta perlu membeli peralatan yang dijual disana. Sementara untuk membeli peralatan tersebut, diperlukan banyak uang. Akhirnya dibentuklah sistem organisasi untuk menyelesaikan proyek jembatan ini. Sebagian peserta mengerjakan pembuatan secara langsung, sebagian yang lain mengumpulkan dana dengan cara melakukan games yang akan menghasilkan uang. Games yang telah dipersiapkan panitia sungguhlah menantang, sebut saja “Elvis Walk”, sebuah game yang mengharuskan peserta meniti di atas tambang layaknya pemain sirkus, atau “Buddies Rope” ysng membuat peserta memutar otak dan bahkan memutar tubuhnya untuk terlepas dari sebuah simpulan tali atau ada juga permainan yang bersifat kuis seperti “Terapung-apung di Laut”. Semua wahana permainan dilakukan secara berkelompok sehingga membuat permainan semakin ramai.
Hingga deadline akan tiba, akhirnya jembatan berhasil dibangun. Tidak terlalu indah memang, namun mengandung kebersamaan dan kekompakan dari peserta, dan yang terpenting jembatan tersebut bisa dilalui dengan aman oleh seluruh peserta.
Selesainya proyek jembatan menandakan selesainya seluruh rangkaian acara LKO kali ini. Semua senang, semua puas.

Konklusi
Segala sesuatunya butuh proses, dan dalam proses tersebut, pastilah banyak hal yang akan memberikan ketakutan akan kegagalan yang selalu membayangi. Tetapi dibalik semua itu, sealu ada kekuatan yang akan menutupi bahkan menghapus semua ketakutan tersebut. Karena kita tidak hidup sendiri, banyak teman-teman kita yang selalu mendorong kita untuk terus maju kedepan, menantang semua semak berduri yang menghadang. Selamat menikmati proses!
-yudhabumi HMT ITB-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar